Nano Riantiarno, Pendiri Teater Koma, Sudah Main Teater Sejak Usia 16 Tahun

INDOTREN.COM – Indonesia kehilangan seorang tokoh besarnya dalam dunia Teater, yaitu Nano Riantiarno, pendiri Teater Koma, yang berpulang di Jakarta Jumat pagi (20/1/2023).

Nano Riantiarno yang mendirikan Teater Koma pada 1 Maret 1977 sudah ikut main Teater ketika masih baru duduk di bangku SMA di Cirebon pada tahun 1965 saat berusia 16 tahun.

Nano Riantiarno menamakan perkumpulan teaternya Teater Koma karena dalam berkarya Teater selalu terus mencari, tidak berhenti atau “titik”.

Baca Juga: Komnas PA Minta MA Pecat Majelis Hakim PN Sidoarjo

Saat menjelaskan konsep berteaternya pertama kali, Nano Riantiarno mengatakan: “Teater Koma bisa juga disebut sebagai Teater tanpa selesai.”

Seluruh ziarah hidup Nano ada di Teater dan budaya. Setelah tamat SMA tahun 1967, Nano yang lahir di Cirebon, Jawa Barat, 6 Juni 1949, melanjutkan kuliah di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI), Jakarta.

Setahun kemudian ia bergabung dengan Teguh Karya, seorang sutradara Teater dan film, dan ikut mendirikan Teater Populer tahun 1968.

Baca Juga: Imlek 2023, Hal yang Boleh dan Tidak Dilakukan Saat Memberi atau Menerima Angpao Merah

Teater Populer telah banyak melahirkan aktor dan aktris seperti Nano Riantiarno, Slamet Raharjo, Niniek L. Karim.

Nano yang masuk Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara tahun 1971 dikenal sebagai seorang aktor, penulis, dan sutradara.

Nano meraih lima hadiah sayembara Penulisan Naskah Drama Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1972, 1973, 1974,1975 dan 1998.

Baca Juga: Aktor Kawakan Nano Riantiarno Meninggal Dunia, Panggung Teater Tanah Air Berduka

Suami dari Ratna Riantiarno ini juga merebut hadiah Sayembara Naskah Drama Anak-anak dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1978 dengan judul “Jujur Itu ..”

Di dunia film dan sinetron Nano juga mencetak prestasi luar biasa. Karya skenarionya “Jakarta Jakarta” meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia di Ujung Pandang tahun 1978.